Jumat, 12 Desember 2014

proposal keripik NANGKA



BAB I
PENDAHULUAN

1.                  Latar Belakang
Menurut Dirjen Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (2002), dewasa ini orientasi sektor pertanian telah berubah kepada orientasi pasar. Perubahan preferensi konsumen yang makin menuntut atribut produk yang lebih rinci dan lengkap serta adanya preferensi konsumen akan produk olahan, maka motor penggerak sektor pertanian harus berubah dari usaha tani kepada agroindustri. Dalam hal ini, agroindustri harus menjadi lokomotif dan sekaligus penentu kegiatan sub sektor usaha tani dan selanjutnya akan menentukan sub sektor agribisnis hulu.
Sebagai motor penggerak pembangunan pertanian di Indonesia, upaya pengembangan agroindustri sangat penting dilaksanakan. Hal ini mencakup beberapa tujuan, yaitu: (a) menarik dan mendorong munculnya industri baru disektor pertanian, (b) menciptakan struktur perekonomian yang tangguh, (c) menciptakan nilai tambah dan (d) menciptakan lapangan kerja dan memperbaiki pembagian pendapatan (Soekartawi, 2000). Sektor industri, terutama industri pengolahan hasil pertanian merupakan sektor yang memberikan nilai tambah pada produk pertanian primer. Secara nasional sektor industri kecil adalah penyerap tenaga kerja terbesar berdasarkan skala usaha dibandingkan dengan sektor industri menengah dan besar yaitu sebesar 78.994.872 orang tenaga kerja pada tahun 2008 dan 80.933.384 orang tenaga kerja pada tahun 2009 .
Keripik buah nangka adalah salah satu bentuk produk industri yang mengolah buah nangka menjadi keripik. Keripik merupakan makanan ringan yang sangat digemari oleh masyarakat, karena mengingat rasanya yang nikmat dan gurih. Keberadaan usaha kecil sangat berpengaruh dalam meningkatkan ekonomi masyarakat lokal, karena dapat menyerap tenaga kerja, memberikan nilai tambah pada buah-buahan dan dapat menjadi sumber pendapatan bagi pemilik usaha kecil tersebut.
Keripik buah nangka adalah produk olahan buah nangka yang diproses dengan penggoreng vakum, sehingga bahan (daging buah) yang digoreng renyah dan berwarna cerah. Kondisi ini tidak dapat diperoleh dengan penggorengan biasa. Selain itu keripik buah nangka juga memiliki kandungan gizi yang sangat baik untuk kesehatan.
Investasi dalam industri pengolahan mempunyai beberapa tujuan, tetapi yang menjadi tujuan utama adalah untuk mencapai laba yang maksimum guna kelangsungan hidupnya. Laba yang maksimum akan dapat diwujudkan apabila perusahaan mampu menekan biaya produksi dan operasi serendah mungkin, menentukan harga jual sedemikian rupa, dan meningkatkan volume penjualan sebesar mungkin (Supriyono, 1995).

2.                  Perumusan Masalah
Usaha Kripik Buah nagka ini belum menerapkan pola pengelolaan keuangan dan sistem akuntansi yang seharusnya diterapkan pada usaha kecil. Menurut Subanar (1994), administrasi pembukuan pada usaha kecil memerlukan minimal tiga jenis buku, yaitu: buku harian, buku jurnal, dan buku besar. Untuk itu pemilik hendaknya memperhatikan keadaan usahanya, yaitu sampai sejauh mana usaha ini mampu menghasilkan keuntungan serta mengetahui pada tingkat penjualan berapa usaha ini dapat menutupi biaya totalnya untuk menghindari kerugian. Usaha Kecil ini belum mengetahui kondisi rugi laba dalam kegiatan usaha yang dilakukannya. Berdasarkan keadaan ini, sehingga muncul pertanyaan yaitu seberapa besar keuntungan yang diperoleh dari usaha keripik buah dan sayur ini dan bagaimana kondisi usaha serta apa permasalahan yang dihadapi usaha ini. Untuk itu dilakukan penelitian dengan judul “Analisa Usaha Keripik Buah dan Sayur”.

3.                  Tujuan
Adapun tujuannya adalah:
1. Menganalisa keuntungan dan titik impas dari Usaha Keripik Buah Nangka.
2. Mendeskripsikan permasalahan usaha pengolahan Keripik Buah Nangka.








BAB II
PEMBAHASAN
A. NANGKA
Nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk) merupakan tanaman buah yang berasal dari India dan menyebar ke daerah tropis termasuk Indonesia. Di Indonesia pohon ini memiliki beberapa nama daerah antara lain nongko / nangka (Jawa, Gorontalo), langge (Gorontalo), anane (Ambon), lumasa / malasa (Lampung), nanal atau krour (Irian Jaya), nangka (Sunda). Menurut Rukmana (2008), kondisi optimum pertumbuhan nangka adalah pada kondisi ketinggian 0-700 m di atas permukaan laut, curah hujan 1.500-2.400 mm/tahun, serta suhu 16-32° C. Di Indonesia terdapat lebih dari 30 kultivar. Di pulau Jawa terdapat lebih dari 20 kultivar. Berdasarkan sosok pohon dan ukuran buah nangka terbagi dua golongan yaitu pohon nangka buah besar dan pohon nangka buah mini.
Berdasarkan kondisi daging buah nangka dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
1.      Nangka bubur: daging buah tipis, lunak agak berserat, beraroma keras mudah lepas dari buah.
2.      Nangka salak: daging buah tebal, agak kering aromanya kurang keras. (nangka celeng dan nangka belulang).
3.      Nangka cempedak: daging buah tipis, liat dan beraroma harum spesifik.Varietas-varietas unggul nangka yang ditanam di Indonesia yaitu: nangka bilulang/nangka celeng, nangka cempedak, nangka dulang, nangka kandel.
B. KRIPIK NANGKA
Buah nangka sudah sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia. Pemanfaatan buah ini sebagian besar dikonsumsi segar (buah matang), sebagian lagi dibuat sayur dan diolah dalam berbagai bentuk olahan makanan dan minuman. Sebagai salah satu jenis buah-buahan tropis nangka masih berpotensi untuk dikembangkan. Hal ini terutama didukung oleh permintaan pasar luar negeri terhadap buah-buahan tropis (termasuk nagka) yang cenderung meningkat, baik dalam bentuk segar maupun produk olahan. Dalam rangka meningkatkan daya saing komoditas nangka Indonesia dipasaran adalah dengan melakukan penganekaragaman produk olahan nangka, salah satunya keripik nangka (Anonim, 2010) Keripik nangka merupakan produk olahan atau awetan yang dibuat dengan cara digoreng.
Keripik nangka ini umumnya dibuat dengan memanfaatkan buah nangka yang sudah terlalu masak atau mengkal. Memanfaatkan nangka mengkal karena sebab-sebab tertentu seperti jika dijual harga jualnya sangat rendah, buah cacat secara fisik dan lain sebagainya. Buah nangka mengkal dengan diolah menjadi keripik akan menambah nilai jual atau nilai ekonomis. Hal ini dikarenakan dalam semua proses pengolahan kekurangannya diperbaiki. Secara fisik keripik nangka mirip dengan keripk lain, namun cita rasanya tetap seperti nangka.
Dalam proses pengolahannya diupayakan unsur yang hilang karena perlakuan pembuatan sesedikit mungkin. Prinsip dasar pembuatan kripik nangka adalah mengurangi kadar airnya dengan pengolahan dalam minyak goreng. Namun untuk mempertahankan warna, aroma dan cita rasanya, diperlukan alat pemanggang hampa udara atau biasa disebut vaccum frying (Suprapti, 2000). Vaccum frying dipergunakan untuk menggoreng atau mengolah berbagai bahan atau aneka buah menjadi keripik secara vaccum sehingga hasil olahan matang merata. Alat ini dilengkapi dengan penirisan minyak secara sentrifuse yang berfungsi untuk mengurangi kadar minyak hasil gorengan. Penggorengan vakum umumnya digunakan untuk mengeringkan buah yang berkadar air tinggi dan beraroma khas. Penggorengan ini dilakukan dengan menggunakan suhu 8500C selama 1-2 jam.
Bahan pangan buah atau sayuran yang digoreng dengan metode vaccum frying akan dihasilkan produk dengan kandungan zat gizi seperti protein, lemak dan vitamin yang tetap terjaga. Sistem penggorengan vaccum frying menggunakan tekanan minimum sehingga suhu pemanasan menjadi rendah. Perlakuan suhu rendah ini tidak akan merusak struktur kimia dan sifat bahan. Selain itu, penggunaan vaccum frying menghasilkan keripik yang renyah dan tahan lama, aroma khas, serta warna yang menarik.
Produk keripik nangka mempunyai potensi pasar yang luas, sehingga perlu direncanakan konsep kelayakan bisnis yang tepat. Konsep pemasaran merupakan kegiatan yang berisi dan menilai serta memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki oleh suatu perusahaan. Konsep pemasaran ini sangat bermanfaat dalam memilih pasar sasaran, sehingga pemasar dapat menghindarkan kesalahan-kesalahan sekecil mungkin dalam prakteknya dan sebagai pedoman atas permintaan konsumen yang akan datang.
Maka untuk tujuan tersebut perusahaan harus membagi-bagi pasar menjadi segmen-segmen pasar utama, setiap segmen pasar kemudian dievaluasi, dipilih dan diterapkan segmen tertentu sebagai sasaran. konsep pemasaran yang direncanakan perusahaan. Menurut SNI-01-4269-1996, keripik nangka adalah makanan yang dibuat dari daging buah nangka (Artocarpus integra) masak, dipotong/disayat, dan digoreng memakai minyak secara vakum dengan atau tanpa penambahan gula serta bahan tambahan makanan yang diizinkan.

1.      Produk yang Dihasilkan
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan (Tjiptono, 2002:95). Pada bagian ini menjelaskan keseluruhan produk yang dihasilkan. Perencanaan yang perlu dilakukan menyangkut produk (output), terutama pada usaha manufaktur dan industri pengolahan adalah:
A.    Dimensi Produk
Dimensi produk berkenaan dengan sifat dan ciri-ciri produk yang meliputi bentuk, ukuran, warna serta fungsinya. Produk yang berbahan baku buah nangka ini disajikan dalam bentuk keripik yang disediakan dengan berbagai varian rasa dan harga.
B.     Nilai/Manfaat Produk
Produk keripik buah nangka yang ditawarkan memiliki manfaat yang positif bagi kesehatan konsumen yang merupakan manfaat inti dari produk keripik buah nangka. Buah nangka yang diolah memiliki banyak kandungan gizi yang bermanfaat. Produk keripik buah nangka juga memiliki Potential Benefit (manfaat potensial) seperti menjaga lingkungan dan memperdulikan kesehatan pelanggan.
C.    Kegunaan/Fungsi Produk
Produk konsumsi, yaitu produk yang dibeli dan digunakan oleh konsumen akhir (pemakai akhir). Keripik buah nangka merupakan produk yang dapat dinikmati dengan berbagai pilihan rasa dan harga. Selain itu kandungan gizi keripik buah nangka yang diproses dengan alat penggoreng sistem hampa tidak jauh berbeda dengan keadaan buah segar, karena diproses dengan menggunakan suhu rendah.

2.      Keunggulan Produk
Keunggulan kompetitif produk kami antara lain :
1. Rasa yang sangat renyah dan gurih.
2. Kemasan yang ramah lingkungan.
3. Kesegaran dari buah nangka yang masih terasa.
4. Harga terjangkau dan sesuai dengan kantong konsumen.
3.      Gambaran Pasar
Pada tahap ini menceritakan gambaran pasar, mulai dari gambaran pasar bisnis secara ringkas serta data penjualan beberapa tahun terakhir.
a.                   Perkiraan / prediksi jumlah permintaan konsumen terhadap produk.
b.                  Proyeksi penawaran dalam beberapa periode/tahun mendatang. Proyeksi penawaran disesuaikan dengan permintaan seperti kenaikan x % per tahun sesuai pertumbuhan proyeksi permintaan.

4.      Target Pasar atau Segmen Pasar yang Dituju
Target pasar adalah sekelompok pembeli yang mempunyai sifat-sifat yang sama yang membuat pasar itu berdiri sendiri. Adanya sekelompok orang dengan ciri-ciri yang sama belumlah berarti mereka membentuk pasar sasaran. Hanya bila mereka mempunyai ciri-ciri yang sama sebagai pembeli, maka barulah berarti mereka membentuk suatu pasar sasaran (Situmorang, 2008).
Dalam suatu perusahaan pasti akan memiliki target atau segmentasi pasar yang dituju untuk mengembangkan usaha yang diproduksi oleh perusahaan. Target pasar memberikan prospek yang bagus dimana penulis dapat memasarkan produk keripik buah dan keripik sayur ke beberapa tempat misalnya saja di kedai/warung, di koperasi-koperasi, bahkan dapat dipasarkan di supermarket-supermarket jika sudah memiliki izin usaha. Perusahaan yakin akan melangkah ke bisnis ini karena telah melihat target pasar sebelumnya melalui berbagai media cetak dan elektonik.
Disini penulis juga memiliki target atau segmen pasar yang dituju yaitu penduduk Kabupaten Indragiri Hilir dan sekitarnya. Usaha keripik buah nangka ini berdekatan dengan salah satu sekolah sehingga para pelajar menjadi salah satu target pasar. Dalam segmentasi pasar, usaha ini tidak mengelompokkan siapa yang menjadi konsumen akan produk yang dihasilkan. Perusahaan yakin dengan target atau segmentasi pasar yang dituju akan membuat usaha ini menjadi lebih berkembang karena melihat dari usaha yang menjanjikan dan demografi yang sangat baik untuk usaha ini.



5.      Trend Perkembangan Pasar
Masyarakat Indonesia sangat mengikuti trend suatu produk di pasar saat ini, termasuk keripik buah nangka. Dengan demikian, perusahaan yakin ketika usaha ini telah berjalan akan menjadi perusahaan yang dapat berkembang cepat. Hal ini dapat dilihat dari kondisi perekonomian Indonesia yang cukup baik dan selera masyarakat untuk mencoba suatu produk yang unik.
Dari analisis perkembangan pasar yang dilakukan, pertumbuhan ekonomi seperti inflasi dan tingkat suku bunga mempengaruhi trend perkembangan pasar. Dari segi pertumbuhan ekonomi dapat dilihat bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia sedang membaik dan ini sangat mempengaruhi tingkat pendapatan masyarakat. Hal ini mempengaruhi karena dengan tingkat pendapatan yang baik maka masyarakat akan tinggi pula untuk mengkonsumsi suatu produk. Keinginan masyarakat untuk mengkonsumsi suatu produk maka akan tinggi pula hasrat masyarakat untuk mengkonsumsi produk dari perusahaan.
Dari segi inflasi, faktor ini mempengaruhi dalam perkembangan perusahaan. Dikarenakan ketika inflasi tinggi maka akan berimbas pada bahan baku penolong usaha ini. Dengan tingginya inflasi maka tinggi pula harga bahan baku penolong yang akan berimbas pada harga produk usaha. Namun, ketika inflasi turun maka bahan baku penolong juga akan turun sehingga berimbas pula pada harga produk usaha penulis.
Dari segi tingkat suku bunga, faktor ini juga mempengaruhi akan perkembangan usaha ini. Namun, dapat dilihat bahwa tingkat bunga mempengaruhi ketika usaha yang dijalankan mendapat pinjaman dari pihak ketiga yakni bank. Dalam usaha ini, modal untuk pendirian usaha ini merupakan usaha dari modal sendiri dan usaha ini tidak akan terpengaruh akan naik atau turunnya tingkat suku bunga.

6.      Proyeksi Penjualan
Perencanaan kapasitas produksi dilakukan untuk semua mesin, peralatan, dan faktor produksi lainnya sesuai dengan rencana jumlah produk akhir yang akan dihasilkan. Dengan sendirinya, kapasitas produksi sampai dengan tingkatan yang rinci semuanya akan mengacu pada hasil dari perhitungan peluang pasar atas produk yang bersangkutan. Kapasitas produksi biasa dinyatakan dalam unit per periode waktu tertentu (tahun, bulan, minggu, hari, atau jam). Untuk perencanaan strategis, proyeksi kapasitas penjualan dilakukan dalam jangka minimal 3 tahun kedepan, sesuai dengan rencana produksinya.

7.      Analisis Pesaing
Strategi Pemasaran Perusahaan dilakukan berdasarkan analisa 7 P menurut Kotler (2000) yang terdiri atas :
1. Price (harga)
Strategi mengenai bagaimana produk kita lebih menarik konsumen dari segi harga dibandingkan pesaing. Umumnya konsumen lebih tertarik kepada produk dengan harga yang lebih murah.
Pricing merupakan ekspresi nilai yang menyangkut kegunaan dan kualitas produk, citra yang terbentuk melalui iklan dan promosi, ketersediaan produk melalui jaringan distribusi, dan layanan yang menyertainya (Raymond Corey, 2001). Sehingga pricing bukan semata-mata biaya produksi ditambah dengan marjin keuntungan yang akan diambil, melainkan sebuah nilai yang mencerminkan value proposition. Harga yang tepat akan memiliki ikatan yang erat antara pembeli dan produsen. Harga produk tidak lebih murah daripada produk pesaing, karena harga tersebut merupakan harga yang sudah sesuai dengan ongkos produksi.
2. Product (Produk)
Strategi mengenai bagaimana produk usaha dapat menarik hati konsumen untuk membelinya. Produk yang ditawarkan merupakan produk keripik buah nangka  yang memiliki kualitas terbaik dengan kadar gizi yang tinggi dan menyehatkan dan sekaligus berkhasiat obat.
3. Promotion (Promosi)
Strategi mengenai bagaimana produk dapat dikenal oleh konsumen melalui cara Personal Selling yaitu promosi melalui penjualan langsung ke tempat konsumen berada dengan menawarkan dan mencoba produk langsung.
4. Place (Saluran Distribusi)
Place merupakan cara untuk mendistribusikan produk untuk sampai ke tangan konsumen. Sistem distribusi yang dilakukan secara langsung ke konsumen.
5. People
People merupakan kriteria sumber daya manusia secara umum yang dapat meningkatkan penjualan produk ke konsumen secara langsung ataupun tidak langsung. Direncanakan, usaha ini dilaksanakan oleh pemilik sendiri sebagai pemilik aktif. Maka sedapat mungkin pemilik mengutamakan pelayanan dengan sikap yang ramah, sopan dan bersahabat.
6. Process
Proses yang ditampilkan kepada konsumen agar konsumen tertarik untuk membeli. Proses yang dapat ditampilkan seperti proses produksi yang baik ataupun proses pelayanan terhadap konsumen. Dalam proses, pelanggan dapat melihat secara langsung proses pembuatannya. Disini operasional usaha dituntut untuk menjaga kualitas produksi seperti mengutamakan kebersihan, langkah kerja yang efektif dan tangkas menanggapi permintaan.
7. Physical Evidence
Penampilan fisik dari fasilitas pendukung atau sarana dalam menjual produk yang dapat dilihat langsung oleh konsumen. Logo official dari Keripik Buah Nangka terinspirasi dari warna kuning yang menggambarkan pemanfaatan akan buah-buahan yang ada di alam, kemudian tulisan keripik buah nangka berwarna biru karena merupakan warna kesukaan pemilik usaha. Kemasan produk berisi nama berikut alamat usaha. Kemasan produk keripik buah nangka terbuat dari plastic alumunium foil. Ini akan menghemat ongkos produksi karena tidak menggunakan plastik-plastik yang tidak ramah lingkungan serta menjadi indikator kepedulian terhadap lingkungan.
Dari analisis pasar dan pesaing yang penulis lihat bahwa, pesaing dari usaha keripik buah nangka ini merupakan produk yang sejenis yakni pesaing yang bersifat subtitusi.

8.      Aspek Produksi
a.      Bahan Baku dan Bahan Penolong
Perencanaan bahan baku dan bahan pembantu merupakan bagian utama untuk perhitungan kebutuhan modal kerja. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah suplier, kuantitas, harga beli, persyaratan pembelian, ketersediaan, dan persediaan. Bahan baku yang digunakan adalah (dihitung berdasarkan kebutuhan per bulan):

Nno.
Nama Buah
Kuantitas (Kg)
Harga Satuan
Jumlah Harga
11
Minyak goreng
5 kg
10.000
50.000
22
Buah nangka
10 kg
7.000
70.000
33
Bumbu
4 kg
5.000
20.000

TOTAL


          140.000

b.      Proses Produksi
Perencanaan proses produksi pada dasarnya menjelaskan tahapan-tahapan proses yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau output yang dimaksud. Bentuk proses produk keripik buah nangka ini dibahas dalam bentuk resep.
Bahan:
1. 10 Kg daging buah nangka segar yang tidak terlalu matang atau mengkal
2. 15 liter air bersih
3. 4 kg bumbu
5. kapur sirih yang telah dilarutkan (air kapur sirih)
6. 5 kg minyak goreng
Cara Membuat Keripik Nangka
Tips Cara Membuat Keripik Nangka Gurih Dan Renyah
Picture by Google
a.       Belahlah daging buah nangka kemudian sisihkan bijinya, bijinya nanti bisa kita olah menjadi tepung biji nangka.
b.      Potonglah kedua ujung daging buah nangka yang telah dibelah. Atau jika dirasa masih terlalu besar anda bisa memotongnya lagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan ukuran yang anda inginkan. Namun jangan terlalu kecil sebab nantinya ukuran nangka akan menyusut seiring kadar airnya yang berkurang.
c.       Rendamlah daging buah nangka yang telah di potong-potong ke dalam air kapur sirih. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan getah dari buah nangka yang masih melekat pada daging buah.
d.      Selanjutnya cuci bersih buah nangka, bila perlu dengan air mengalir. Kemudian tiriskan hingga benar-benar kering.
e.       Masukkan daging buah nangka ke dalam mesin vacuum frying (mesin penggoreng hampa udara), goreng menggunakan minyak yang banyak dan terlebih dahulu dipanaskan dengan suhu yang tidak melebihi 90 derajat Celcius. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kadar air pada daging buah nangka, sehingga keripik yang kita hasilkan akan gurih dan renyah.
f.       Goreng hingga matang dengan tanda buih semakin berkurang dan menghilang.
g.      Angkatlah buah nangka yang telah matang kemudian tiriskan. Anda juga dapat menggunakan mesin peniris minyak. Penirisan ini bertujuan agar keripik nangka yang kita buat tidak cepat tengik.
h.      Simpanlah keripik nangka pada wadah yang kedap udara, hal ini bertujuan agar kerenyahan dari keripik nangka tetap terjaga.
i.        Bagi anda yang tidak memiliki penggorengan vacuum, bukan berarti anda tidak dapat membuat keripik nangka. Anda bisa menggunakan wajan biasa.
j.        Ketika anda menggoreng buah nangka, gunakan minyak goreng yang banyak hingga keseluruhan buah nangka terendam seluruhnya. Serta penggorengan dilakukan dengan api yang besar. 
k.      Goreng hingga matang dan kering dengan tan da buih sudah mulai berkurang bahkan menghilang.
l.        Angkatlah keripik nangka yang telah kering kemudian tiriskan hingga benar-benar kering.
m.    Masukan kerpik buah nangka ke dalam kemasan.
n.      Keripik buah nangka siap untuk dijual.




c.       Sarana Penunjang
Instalasi sarana penunjang berkaitan dengan tata letak (lay-out) yang termasuk dalam anggaran investasi. Pemasangan sarana penunjang ini meliputi listrik, air, telepon, internet, dan lain-lain.

9.      ANALISIS KEUANGAN
Berikut analisa usaha bisnis makanan ringan keripik buah nangka :
Investasi                                                                                         Rp 3.000.000
Berikut ini adalah biaya operasionalnya :
Buah nangka                                                                        Rp 1.000.000
Bahan pelengkap untuk rasa dan aroma                              Rp   500.000
Penyusutan mesin pengering 1/48 x Rp 20.000.000            Rp   418.000
Penyusutan alat pengupas 1/48 x Rp 200.000                     Rp       4.180
Penyusutan wadah plastic 1/48 x Rp 125.000                     Rp       2.600
Penyusutan alat press plastic 1/48 x Rp 4.000.000              Rp     83.000
Biaya telpon                                                                         Rp   100.000
Promosi                                                                                Rp   200.000
Plastik kemasan                                                                    Rp   500.000
Total                                                                                                Rp 2.807.750

Penghasilan
Jika perhari terjual 60 bungkus saja, maka omzet yang di peroleh adalah :
60 bungkus @ Rp 5.000          = 60 x Rp 5000 x 30 hari
= Rp 9.000.000

Keuntungan     = Total penerimaan – total biaya operasional
= Rp 9.000.000 – Rp 2.807.750
= Rp 6.192.250



10.  ANALISIS RESIKO USAHA
a.      Analisis Resiko Usaha
Menggambarkan hal-hal yang mungkin mengganggu pelaksanaan investasi dan pengembalian pinjaman.
1)                  Adanya perubahan selera pasar yang kemungkinan akan terjadi.
2)                  Kenaikan harga bahan baku diatas 25%
3)                  Kebijakan pemerintah yang sewaktu-waktu akan berubah.
4)                  Resiko yang dihadapi ketika perekonomian tidak stabil adalah akan terganggunya produktivitas yang akan dihasilkan.
5)                  Adanya persaingan dari pihak tertentu yang mengambil keuntungan dari usaha ini.
6)                  Penurunan Daya Beli Masyarakat
7)                  Kerusakan mesin – mesin Peralatan
b.      Antisipasi Resiko Usaha
Menggambarkan strategi / kegiatan yang dilakukan dalam mengantisipasi dan meminimalkan resiko usaha.
1)                  Pembelian stock bahan baku dan bahan penolong.
2)                  Membuat kontrak kerja dengan tenaga kerja.
3)                  Menyediakan fasilitas pendukung untuk pekerja agar tetap loyal.
4)                  Memperluas saluran distribusi pemasaran.











BAB III
PENUTUP

A.     KESIMPULAN
Sebagai mahasiswa yang ingin berwirausaha kami akan menekuni usaha ini dan kami 
akan lebih kreatif dalam memajukan usaha ini serta kami akan berusaha untuk 
mengembangkan usaha ini dan menurut kami usaha “Kripik Nangka”  ini dapat memberikan penghasilan yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan juga dapat membuka peluang dalam penyerapan tenaga kerja. Menurut pandangan kami usaha ini akan berkembang dan mencapai kesuksesan. 
Meskipun di zaman sekarang ini banyak aneka jajanan yang tergolong mewah akan tetapikami optimis bahwa usaha ini akan berkembang dan memberi harapan yang sangat 
menjanjikan. Kami akan berusaha dengan kemampuan yang kami miliki agar usaha ini 
dapat berjalan dengan lancar.
Demikian proposal ini dibuat dengan data yang sebenarnya dan sebagai gambaran usaha dalam permohonan bantuan bahan modal usaha yang sedang  dijalankan, atas 
perhatiannya kami sampaikan terima kasih

B.     SARAN
Saya harapkan agar pembaca dapat memberikan saran demi kesempurnaan usaha keripik nangka ini.












DAFTAR PUSTAKA

Referensi : 1.  http://ukmkecil.com
                   2. Keripik nangka “ Harahap Family “



























TUGAS MANDIRI

PROPOSAL USAHA
 (Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah
Kewirausahaan)


logo_stai.jpg


OLEH :
                                                NAMA           :     RITA SUSANTI
                                                NIRM             :     1209.12.06641
                                                PRODI           :     PAI
                                                SEMESTER  :     V (Lima)
                                                LOKAL          :     C




DOSEN PENGAMPU : H. SOFYAN SULAIMAN, SE., MM.




SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
AULIAURRASYIDIN
TEMBILAHAN
2014