BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Menurut
Dirjen Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (2002), dewasa ini
orientasi sektor pertanian telah berubah kepada orientasi pasar. Perubahan
preferensi konsumen yang makin menuntut atribut produk yang lebih rinci dan
lengkap serta adanya preferensi konsumen akan produk olahan, maka motor
penggerak sektor pertanian harus berubah dari usaha tani kepada agroindustri.
Dalam hal ini, agroindustri harus menjadi lokomotif dan sekaligus penentu
kegiatan sub sektor usaha tani dan selanjutnya akan menentukan sub sektor
agribisnis hulu.
Sebagai
motor penggerak pembangunan pertanian di Indonesia, upaya pengembangan
agroindustri sangat penting dilaksanakan. Hal ini mencakup beberapa tujuan,
yaitu: (a) menarik dan mendorong munculnya industri baru disektor pertanian,
(b) menciptakan struktur perekonomian yang tangguh, (c) menciptakan nilai
tambah dan (d) menciptakan lapangan kerja dan memperbaiki pembagian pendapatan
(Soekartawi, 2000). Sektor industri, terutama industri pengolahan hasil
pertanian merupakan sektor yang memberikan nilai tambah pada produk pertanian
primer. Secara nasional sektor industri kecil adalah penyerap tenaga kerja
terbesar berdasarkan skala usaha dibandingkan dengan sektor industri menengah
dan besar yaitu sebesar 78.994.872 orang tenaga kerja pada tahun 2008 dan
80.933.384 orang tenaga kerja pada tahun 2009 .
Keripik
buah nangka adalah salah satu bentuk produk industri yang mengolah buah nangka menjadi
keripik. Keripik merupakan makanan ringan yang sangat digemari oleh masyarakat,
karena mengingat rasanya yang nikmat dan gurih. Keberadaan usaha kecil sangat
berpengaruh dalam meningkatkan ekonomi masyarakat lokal, karena dapat menyerap
tenaga kerja, memberikan nilai tambah pada buah-buahan dan dapat menjadi sumber
pendapatan bagi pemilik usaha kecil tersebut.
Keripik
buah nangka adalah produk olahan buah nangka yang diproses dengan penggoreng
vakum, sehingga bahan (daging buah) yang digoreng renyah dan berwarna cerah.
Kondisi ini tidak dapat diperoleh dengan penggorengan biasa. Selain itu keripik
buah nangka juga memiliki kandungan gizi yang sangat baik untuk kesehatan.
Investasi
dalam industri pengolahan mempunyai beberapa tujuan, tetapi yang menjadi tujuan
utama adalah untuk mencapai laba yang maksimum guna kelangsungan hidupnya. Laba
yang maksimum akan dapat diwujudkan apabila perusahaan mampu menekan biaya
produksi dan operasi serendah mungkin, menentukan harga jual sedemikian rupa,
dan meningkatkan volume penjualan sebesar mungkin (Supriyono, 1995).
2.
Perumusan
Masalah
Usaha
Kripik Buah nagka ini belum menerapkan pola pengelolaan keuangan dan sistem
akuntansi yang seharusnya diterapkan pada usaha kecil. Menurut Subanar (1994),
administrasi pembukuan pada usaha kecil memerlukan minimal tiga jenis buku, yaitu:
buku harian, buku jurnal, dan buku besar. Untuk itu pemilik hendaknya
memperhatikan keadaan usahanya, yaitu sampai sejauh mana usaha ini mampu
menghasilkan keuntungan serta mengetahui pada tingkat penjualan berapa usaha
ini dapat menutupi biaya totalnya untuk menghindari kerugian. Usaha Kecil ini
belum mengetahui kondisi rugi laba dalam kegiatan usaha yang dilakukannya.
Berdasarkan keadaan ini, sehingga muncul pertanyaan yaitu seberapa besar
keuntungan yang diperoleh dari usaha keripik buah dan sayur ini dan bagaimana
kondisi usaha serta apa permasalahan yang dihadapi usaha ini. Untuk itu
dilakukan penelitian dengan judul “Analisa Usaha Keripik Buah dan Sayur”.
3.
Tujuan
Adapun
tujuannya adalah:
1.
Menganalisa keuntungan dan titik impas dari Usaha Keripik Buah Nangka.
2.
Mendeskripsikan permasalahan usaha pengolahan Keripik Buah Nangka.
BAB II
PEMBAHASAN
A. NANGKA
Nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk) merupakan tanaman
buah yang berasal dari India dan menyebar ke daerah tropis termasuk Indonesia.
Di Indonesia pohon ini memiliki beberapa nama daerah antara lain nongko /
nangka (Jawa, Gorontalo), langge (Gorontalo), anane (Ambon), lumasa / malasa
(Lampung), nanal atau krour (Irian Jaya), nangka (Sunda). Menurut Rukmana
(2008), kondisi optimum pertumbuhan nangka adalah pada kondisi ketinggian 0-700
m di atas permukaan laut, curah hujan 1.500-2.400 mm/tahun, serta suhu 16-32°
C. Di Indonesia terdapat lebih dari 30 kultivar. Di pulau Jawa terdapat lebih
dari 20 kultivar. Berdasarkan sosok pohon dan ukuran buah nangka terbagi dua
golongan yaitu pohon nangka buah besar dan pohon nangka buah mini.
Berdasarkan kondisi daging buah nangka dapat dibedakan
menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Nangka bubur: daging buah tipis,
lunak agak berserat, beraroma keras mudah lepas dari buah.
2. Nangka salak: daging buah tebal,
agak kering aromanya kurang keras. (nangka celeng dan nangka belulang).
3. Nangka cempedak: daging buah tipis,
liat dan beraroma harum spesifik.Varietas-varietas unggul nangka yang ditanam
di Indonesia yaitu: nangka bilulang/nangka celeng, nangka cempedak, nangka
dulang, nangka kandel.
B. KRIPIK NANGKA
Buah nangka sudah sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia.
Pemanfaatan buah ini sebagian besar dikonsumsi segar (buah matang), sebagian
lagi dibuat sayur dan diolah dalam berbagai bentuk olahan makanan dan minuman.
Sebagai salah satu jenis buah-buahan tropis nangka masih berpotensi untuk
dikembangkan. Hal ini terutama didukung oleh permintaan pasar luar negeri
terhadap buah-buahan tropis (termasuk nagka) yang cenderung meningkat, baik
dalam bentuk segar maupun produk olahan. Dalam rangka meningkatkan daya saing
komoditas nangka Indonesia dipasaran adalah dengan melakukan penganekaragaman
produk olahan nangka, salah satunya keripik nangka (Anonim, 2010) Keripik
nangka merupakan produk olahan atau awetan yang dibuat dengan cara digoreng.
Keripik nangka ini umumnya dibuat dengan memanfaatkan buah
nangka yang sudah terlalu masak atau mengkal. Memanfaatkan nangka mengkal
karena sebab-sebab tertentu seperti jika dijual harga jualnya sangat rendah,
buah cacat secara fisik dan lain sebagainya. Buah nangka mengkal dengan diolah
menjadi keripik akan menambah nilai jual atau nilai ekonomis. Hal ini
dikarenakan dalam semua proses pengolahan kekurangannya diperbaiki. Secara
fisik keripik nangka mirip dengan keripk lain, namun cita rasanya tetap seperti
nangka.
Dalam proses pengolahannya diupayakan unsur yang hilang
karena perlakuan pembuatan sesedikit mungkin. Prinsip dasar pembuatan kripik
nangka adalah mengurangi kadar airnya dengan pengolahan dalam minyak goreng.
Namun untuk mempertahankan warna, aroma dan cita rasanya, diperlukan alat
pemanggang hampa udara atau biasa disebut vaccum frying (Suprapti, 2000).
Vaccum frying dipergunakan untuk menggoreng atau mengolah berbagai bahan atau
aneka buah menjadi keripik secara vaccum sehingga hasil olahan matang merata.
Alat ini dilengkapi dengan penirisan minyak secara sentrifuse yang berfungsi
untuk mengurangi kadar minyak hasil gorengan. Penggorengan vakum umumnya
digunakan untuk mengeringkan buah yang berkadar air tinggi dan beraroma khas.
Penggorengan ini dilakukan dengan menggunakan suhu 8500C selama 1-2 jam.
Bahan pangan buah atau sayuran yang digoreng dengan metode
vaccum frying akan dihasilkan produk dengan kandungan zat gizi seperti protein,
lemak dan vitamin yang tetap terjaga. Sistem penggorengan vaccum frying
menggunakan tekanan minimum sehingga suhu pemanasan menjadi rendah. Perlakuan
suhu rendah ini tidak akan merusak struktur kimia dan sifat bahan. Selain itu,
penggunaan vaccum frying menghasilkan keripik yang renyah dan tahan lama, aroma
khas, serta warna yang menarik.
Produk keripik nangka mempunyai potensi pasar yang luas,
sehingga perlu direncanakan konsep kelayakan bisnis yang tepat. Konsep
pemasaran merupakan kegiatan yang berisi dan menilai serta memilih satu atau
lebih segmen pasar yang akan dimasuki oleh suatu perusahaan. Konsep pemasaran
ini sangat bermanfaat dalam memilih pasar sasaran, sehingga pemasar dapat
menghindarkan kesalahan-kesalahan sekecil mungkin dalam prakteknya dan sebagai
pedoman atas permintaan konsumen yang akan datang.
Maka untuk tujuan tersebut perusahaan harus membagi-bagi
pasar menjadi segmen-segmen pasar utama, setiap segmen pasar kemudian
dievaluasi, dipilih dan diterapkan segmen tertentu sebagai sasaran. konsep
pemasaran yang direncanakan perusahaan. Menurut SNI-01-4269-1996, keripik
nangka adalah makanan yang dibuat dari daging buah nangka (Artocarpus integra)
masak, dipotong/disayat, dan digoreng memakai minyak secara vakum dengan atau
tanpa penambahan gula serta bahan tambahan makanan yang diizinkan.
1. Produk yang Dihasilkan
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan
produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang
bersangkutan (Tjiptono, 2002:95). Pada bagian ini menjelaskan keseluruhan
produk yang dihasilkan. Perencanaan yang perlu dilakukan menyangkut produk
(output), terutama pada usaha manufaktur dan industri pengolahan adalah:
A. Dimensi
Produk
Dimensi produk berkenaan dengan sifat dan ciri-ciri produk
yang meliputi bentuk, ukuran, warna serta fungsinya. Produk yang berbahan baku
buah nangka ini disajikan dalam bentuk keripik yang disediakan dengan berbagai
varian rasa dan harga.
B. Nilai/Manfaat
Produk
Produk keripik buah nangka yang ditawarkan memiliki manfaat
yang positif bagi kesehatan konsumen yang merupakan manfaat inti dari produk
keripik buah nangka. Buah nangka yang diolah memiliki banyak kandungan gizi
yang bermanfaat. Produk keripik buah nangka juga memiliki Potential Benefit
(manfaat potensial) seperti menjaga lingkungan dan memperdulikan kesehatan
pelanggan.
C. Kegunaan/Fungsi
Produk
Produk konsumsi, yaitu produk yang dibeli dan digunakan oleh
konsumen akhir (pemakai akhir). Keripik buah nangka merupakan produk yang dapat
dinikmati dengan berbagai pilihan rasa dan harga. Selain itu kandungan gizi
keripik buah nangka yang diproses dengan alat penggoreng sistem hampa tidak
jauh berbeda dengan keadaan buah segar, karena diproses dengan menggunakan suhu
rendah.
2. Keunggulan Produk
Keunggulan kompetitif produk kami antara lain :
1. Rasa yang sangat renyah dan gurih.
2. Kemasan yang ramah lingkungan.
3. Kesegaran dari buah nangka yang masih terasa.
4. Harga terjangkau dan sesuai dengan kantong konsumen.
3. Gambaran Pasar
Pada tahap ini menceritakan gambaran pasar, mulai dari
gambaran pasar bisnis secara ringkas serta data penjualan beberapa tahun
terakhir.
a.
Perkiraan
/ prediksi jumlah permintaan konsumen terhadap produk.
b.
Proyeksi
penawaran dalam beberapa periode/tahun mendatang. Proyeksi penawaran
disesuaikan dengan permintaan seperti kenaikan x % per tahun sesuai pertumbuhan
proyeksi permintaan.
4. Target Pasar atau Segmen Pasar yang
Dituju
Target pasar adalah sekelompok pembeli yang mempunyai sifat-sifat
yang sama yang membuat pasar itu berdiri sendiri. Adanya sekelompok orang
dengan ciri-ciri yang sama belumlah berarti mereka membentuk pasar sasaran.
Hanya bila mereka mempunyai ciri-ciri yang sama sebagai pembeli, maka barulah
berarti mereka membentuk suatu pasar sasaran (Situmorang, 2008).
Dalam suatu perusahaan pasti akan memiliki target atau
segmentasi pasar yang dituju untuk mengembangkan usaha yang diproduksi oleh
perusahaan. Target pasar memberikan prospek yang bagus dimana penulis dapat memasarkan
produk keripik buah dan keripik sayur ke beberapa tempat misalnya saja di
kedai/warung, di koperasi-koperasi, bahkan dapat dipasarkan di
supermarket-supermarket jika sudah memiliki izin usaha. Perusahaan yakin akan
melangkah ke bisnis ini karena telah melihat target pasar sebelumnya melalui
berbagai media cetak dan elektonik.
Disini penulis juga memiliki target atau segmen pasar yang
dituju yaitu penduduk Kabupaten Indragiri Hilir dan sekitarnya. Usaha keripik
buah nangka ini berdekatan dengan salah satu sekolah sehingga para pelajar
menjadi salah satu target pasar. Dalam segmentasi pasar, usaha ini tidak
mengelompokkan siapa yang menjadi konsumen akan produk yang dihasilkan.
Perusahaan yakin dengan target atau segmentasi pasar yang dituju akan membuat
usaha ini menjadi lebih berkembang karena melihat dari usaha yang menjanjikan
dan demografi yang sangat baik untuk usaha ini.
5. Trend Perkembangan Pasar
Masyarakat Indonesia sangat mengikuti trend suatu produk di
pasar saat ini, termasuk keripik buah nangka. Dengan demikian, perusahaan yakin
ketika usaha ini telah berjalan akan menjadi perusahaan yang dapat berkembang
cepat. Hal ini dapat dilihat dari kondisi perekonomian Indonesia yang cukup
baik dan selera masyarakat untuk mencoba suatu produk yang unik.
Dari analisis perkembangan pasar yang dilakukan, pertumbuhan
ekonomi seperti inflasi dan tingkat suku bunga mempengaruhi trend perkembangan
pasar. Dari segi pertumbuhan ekonomi dapat dilihat bahwa tingkat pertumbuhan
ekonomi di Indonesia sedang membaik dan ini sangat mempengaruhi tingkat
pendapatan masyarakat. Hal ini mempengaruhi karena dengan tingkat pendapatan
yang baik maka masyarakat akan tinggi pula untuk mengkonsumsi suatu produk.
Keinginan masyarakat untuk mengkonsumsi suatu produk maka akan tinggi pula
hasrat masyarakat untuk mengkonsumsi produk dari perusahaan.
Dari segi inflasi, faktor ini mempengaruhi dalam
perkembangan perusahaan. Dikarenakan ketika inflasi tinggi maka akan berimbas
pada bahan baku penolong usaha ini. Dengan tingginya inflasi maka tinggi pula
harga bahan baku penolong yang akan berimbas pada harga produk usaha. Namun,
ketika inflasi turun maka bahan baku penolong juga akan turun sehingga berimbas
pula pada harga produk usaha penulis.
Dari segi tingkat suku bunga, faktor ini juga mempengaruhi
akan perkembangan usaha ini. Namun, dapat dilihat bahwa tingkat bunga
mempengaruhi ketika usaha yang dijalankan mendapat pinjaman dari pihak ketiga
yakni bank. Dalam usaha ini, modal untuk pendirian usaha ini merupakan usaha
dari modal sendiri dan usaha ini tidak akan terpengaruh akan naik atau turunnya
tingkat suku bunga.
6. Proyeksi Penjualan
Perencanaan kapasitas produksi dilakukan untuk semua mesin,
peralatan, dan faktor produksi lainnya sesuai dengan rencana jumlah produk
akhir yang akan dihasilkan. Dengan sendirinya, kapasitas produksi sampai dengan
tingkatan yang rinci semuanya akan mengacu pada hasil dari perhitungan peluang
pasar atas produk yang bersangkutan. Kapasitas produksi biasa dinyatakan dalam
unit per periode waktu tertentu (tahun, bulan, minggu, hari, atau jam). Untuk
perencanaan strategis, proyeksi kapasitas penjualan dilakukan dalam jangka
minimal 3 tahun kedepan, sesuai dengan rencana produksinya.
7. Analisis Pesaing
Strategi Pemasaran Perusahaan dilakukan berdasarkan analisa
7 P menurut Kotler (2000) yang terdiri atas :
1. Price (harga)
Strategi mengenai bagaimana produk kita lebih menarik
konsumen dari segi harga dibandingkan pesaing. Umumnya konsumen lebih tertarik
kepada produk dengan harga yang lebih murah.
Pricing merupakan
ekspresi nilai yang menyangkut kegunaan dan kualitas produk, citra yang
terbentuk melalui iklan dan promosi, ketersediaan produk melalui jaringan
distribusi, dan layanan yang menyertainya (Raymond Corey, 2001). Sehingga pricing
bukan semata-mata biaya produksi ditambah dengan marjin keuntungan yang
akan diambil, melainkan sebuah nilai yang mencerminkan value proposition.
Harga yang tepat akan memiliki ikatan yang erat antara pembeli dan produsen.
Harga produk tidak lebih murah daripada produk pesaing, karena harga tersebut
merupakan harga yang sudah sesuai dengan ongkos produksi.
2. Product (Produk)
Strategi mengenai bagaimana produk usaha dapat menarik hati
konsumen untuk membelinya. Produk yang ditawarkan merupakan produk keripik buah
nangka yang memiliki kualitas terbaik
dengan kadar gizi yang tinggi dan menyehatkan dan sekaligus berkhasiat obat.
3. Promotion (Promosi)
Strategi mengenai bagaimana produk dapat dikenal oleh
konsumen melalui cara Personal Selling yaitu promosi melalui penjualan
langsung ke tempat konsumen berada dengan menawarkan dan mencoba produk
langsung.
4. Place (Saluran Distribusi)
Place merupakan
cara untuk mendistribusikan produk untuk sampai ke tangan konsumen. Sistem
distribusi yang dilakukan secara langsung ke konsumen.
5. People
People merupakan
kriteria sumber daya manusia secara umum yang dapat meningkatkan penjualan
produk ke konsumen secara langsung ataupun tidak langsung. Direncanakan, usaha
ini dilaksanakan oleh pemilik sendiri sebagai pemilik aktif. Maka sedapat
mungkin pemilik mengutamakan pelayanan dengan sikap yang ramah, sopan dan
bersahabat.
6. Process
Proses yang ditampilkan kepada konsumen agar konsumen
tertarik untuk membeli. Proses yang dapat ditampilkan seperti proses produksi
yang baik ataupun proses pelayanan terhadap konsumen. Dalam proses, pelanggan
dapat melihat secara langsung proses pembuatannya. Disini operasional usaha
dituntut untuk menjaga kualitas produksi seperti mengutamakan kebersihan,
langkah kerja yang efektif dan tangkas menanggapi permintaan.
7. Physical Evidence
Penampilan fisik dari fasilitas pendukung atau sarana dalam
menjual produk yang dapat dilihat langsung oleh konsumen. Logo official dari
Keripik Buah Nangka terinspirasi dari warna kuning yang menggambarkan pemanfaatan
akan buah-buahan yang ada di alam, kemudian tulisan keripik buah nangka berwarna
biru karena merupakan warna kesukaan pemilik usaha. Kemasan produk berisi nama
berikut alamat usaha. Kemasan produk keripik buah nangka terbuat dari plastic
alumunium foil. Ini akan menghemat ongkos produksi karena tidak menggunakan
plastik-plastik yang tidak ramah lingkungan serta menjadi indikator kepedulian
terhadap lingkungan.
Dari analisis pasar dan pesaing yang penulis lihat bahwa,
pesaing dari usaha keripik buah nangka ini merupakan produk yang sejenis yakni
pesaing yang bersifat subtitusi.
8. Aspek Produksi
a. Bahan Baku dan Bahan Penolong
Perencanaan bahan baku dan bahan pembantu merupakan bagian
utama untuk perhitungan kebutuhan modal kerja. Hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah suplier, kuantitas, harga beli, persyaratan pembelian, ketersediaan, dan
persediaan. Bahan baku yang digunakan adalah (dihitung berdasarkan kebutuhan
per bulan):
Nno.
|
Nama Buah
|
Kuantitas
(Kg)
|
Harga
Satuan
|
Jumlah
Harga
|
11
|
Minyak goreng
|
5 kg
|
10.000
|
50.000
|
22
|
Buah nangka
|
10 kg
|
7.000
|
70.000
|
33
|
Bumbu
|
4 kg
|
5.000
|
20.000
|
TOTAL
|
140.000
|
b. Proses Produksi
Perencanaan proses produksi pada dasarnya menjelaskan
tahapan-tahapan proses yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau output
yang dimaksud. Bentuk proses produk keripik buah nangka ini dibahas dalam
bentuk resep.
Bahan:
1. 10 Kg daging buah nangka segar yang tidak terlalu matang atau mengkal
2. 15 liter air bersih
3. 4 kg bumbu
5. kapur sirih yang telah dilarutkan (air kapur sirih)
6. 5 kg minyak goreng
1. 10 Kg daging buah nangka segar yang tidak terlalu matang atau mengkal
2. 15 liter air bersih
3. 4 kg bumbu
5. kapur sirih yang telah dilarutkan (air kapur sirih)
6. 5 kg minyak goreng
Cara Membuat Keripik Nangka
Picture by Google
|
a. Belahlah daging buah nangka kemudian
sisihkan bijinya, bijinya nanti bisa kita olah menjadi tepung biji nangka.
b. Potonglah kedua ujung daging buah
nangka yang telah dibelah. Atau jika dirasa masih terlalu besar anda bisa
memotongnya lagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan ukuran yang anda
inginkan. Namun jangan terlalu kecil sebab nantinya ukuran nangka akan menyusut
seiring kadar airnya yang berkurang.
c. Rendamlah daging buah nangka yang
telah di potong-potong ke dalam air kapur sirih. Hal ini bertujuan untuk
menghilangkan getah dari buah nangka yang masih melekat pada daging buah.
d. Selanjutnya cuci bersih buah nangka,
bila perlu dengan air mengalir. Kemudian tiriskan hingga benar-benar kering.
e. Masukkan daging buah nangka ke dalam
mesin vacuum frying (mesin penggoreng hampa udara), goreng menggunakan minyak
yang banyak dan terlebih dahulu dipanaskan dengan suhu yang tidak melebihi 90
derajat Celcius. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kadar air pada daging buah
nangka, sehingga keripik yang kita hasilkan akan gurih dan renyah.
f. Goreng hingga matang dengan tanda
buih semakin berkurang dan menghilang.
g. Angkatlah buah nangka yang telah
matang kemudian tiriskan. Anda juga dapat menggunakan mesin peniris minyak.
Penirisan ini bertujuan agar keripik nangka yang kita buat tidak cepat tengik.
h. Simpanlah keripik nangka pada wadah
yang kedap udara, hal ini bertujuan agar kerenyahan dari keripik nangka tetap
terjaga.
i.
Bagi
anda yang tidak memiliki penggorengan vacuum, bukan berarti anda tidak dapat
membuat keripik nangka. Anda bisa menggunakan wajan biasa.
j.
Ketika
anda menggoreng buah nangka, gunakan minyak goreng yang banyak hingga
keseluruhan buah nangka terendam seluruhnya. Serta penggorengan dilakukan
dengan api yang besar.
k. Goreng hingga matang dan kering
dengan tan da buih sudah mulai berkurang bahkan menghilang.
l.
Angkatlah
keripik nangka yang telah kering kemudian tiriskan hingga benar-benar kering.
m. Masukan kerpik buah nangka ke dalam
kemasan.
n. Keripik buah nangka siap untuk
dijual.
c. Sarana Penunjang
Instalasi sarana penunjang berkaitan dengan tata letak (lay-out)
yang termasuk dalam anggaran investasi. Pemasangan sarana penunjang ini
meliputi listrik, air, telepon, internet, dan lain-lain.
9. ANALISIS KEUANGAN
Investasi Rp 3.000.000
Berikut ini adalah biaya operasionalnya :
Buah
nangka Rp
1.000.000
Bahan
pelengkap untuk rasa dan aroma Rp 500.000
Penyusutan
mesin pengering 1/48 x Rp 20.000.000 Rp 418.000
Penyusutan
alat pengupas 1/48 x Rp 200.000 Rp 4.180
Penyusutan
wadah plastic 1/48 x Rp 125.000 Rp 2.600
Penyusutan
alat press plastic 1/48 x Rp 4.000.000 Rp 83.000
Biaya
telpon Rp 100.000
Promosi Rp 200.000
Plastik
kemasan Rp 500.000
Total Rp
2.807.750
Penghasilan
Jika perhari terjual 60 bungkus saja, maka omzet yang di
peroleh adalah :
60 bungkus @ Rp 5.000
= 60 x Rp 5000 x 30 hari
= Rp 9.000.000
Keuntungan = Total penerimaan – total
biaya operasional
= Rp 9.000.000 – Rp 2.807.750
= Rp 6.192.250
10. ANALISIS RESIKO USAHA
a. Analisis Resiko Usaha
Menggambarkan hal-hal yang mungkin mengganggu pelaksanaan
investasi dan pengembalian pinjaman.
1)
Adanya
perubahan selera pasar yang kemungkinan akan terjadi.
2)
Kenaikan
harga bahan baku diatas 25%
3)
Kebijakan
pemerintah yang sewaktu-waktu akan berubah.
4)
Resiko
yang dihadapi ketika perekonomian tidak stabil adalah akan terganggunya
produktivitas yang akan dihasilkan.
5)
Adanya
persaingan dari pihak tertentu yang mengambil keuntungan dari usaha ini.
6)
Penurunan
Daya Beli Masyarakat
7)
Kerusakan
mesin – mesin Peralatan
b. Antisipasi Resiko Usaha
Menggambarkan strategi / kegiatan yang dilakukan dalam
mengantisipasi dan meminimalkan resiko usaha.
1)
Pembelian
stock bahan baku dan bahan penolong.
2)
Membuat
kontrak kerja dengan tenaga kerja.
3)
Menyediakan
fasilitas pendukung untuk pekerja agar tetap loyal.
4)
Memperluas
saluran distribusi pemasaran.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sebagai mahasiswa yang ingin berwirausaha kami akan menekuni usaha ini dan kami
akan lebih kreatif dalam memajukan usaha ini serta kami akan berusaha untuk
mengembangkan usaha ini dan menurut kami usaha “Kripik Nangka” ini dapat memberikan penghasilan yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan juga dapat membuka peluang dalam penyerapan tenaga kerja.
Menurut pandangan kami usaha ini akan berkembang dan mencapai kesuksesan.
Meskipun di zaman sekarang ini banyak aneka jajanan yang tergolong mewah akan tetapikami optimis bahwa usaha ini akan berkembang dan memberi harapan yang sangat
menjanjikan. Kami akan berusaha dengan kemampuan yang kami miliki agar usaha ini
dapat berjalan dengan lancar.
Demikian proposal ini dibuat dengan data yang sebenarnya dan sebagai gambaran usaha dalam permohonan bantuan bahan modal usaha yang sedang dijalankan, atas
perhatiannya kami sampaikan terima
kasih
B. SARAN
Saya harapkan agar pembaca dapat memberikan saran demi
kesempurnaan usaha keripik nangka ini.
DAFTAR PUSTAKA
Referensi
: 1. http://ukmkecil.com
2. Keripik nangka “ Harahap Family “
TUGAS
MANDIRI
PROPOSAL
USAHA
(Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Tugas Pada
Mata Kuliah
Kewirausahaan)
OLEH :
NAMA
: RITA SUSANTI
NIRM : 1209.12.06641
PRODI : PAI
SEMESTER : V
(Lima)
LOKAL
: C
DOSEN PENGAMPU : H. SOFYAN
SULAIMAN, SE., MM.
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
AULIAURRASYIDIN
TEMBILAHAN
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar